Pernah berkarya di salah satu media sosial terkemuka, Twitter melahirkan ide untuk membuat tandinganya bernama Spill. Meskipun masih dalam tahap uji coba, Spill tersedia di toko aplikasi resmi, Apple App Store.
Aplikasi ini besutan dari Alphonzo Terrel yang juga merupakan CEO Spill atau yang akrab disapa Phonz. Terrel merupakan mantan Kepala Divisi Sosial dan Editorial Global Twitter di era sebelum Elon Musk mengakuisisi media sosial berlambang burung biru tersebut.
Dilansir dari Techcrunch dan Kompas, pada saat Elon Musk menjabat sebagai CEO Twitter, Terrel merupakan salah satu petinggi yang terkena imbas pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karena kejadian tersebut, ia menciptakan bisnis baru dengan industri yang masih serupa di dunia media sosial. Setelah itu, Terrel menerima suntikan dana pre-seed sebesar 2,75 juta dollar AS (Rp 41,2 miliar).
Definisi dari dana pre-seed merupakan pendanaan yang diberikan kepada startup pemula yang baru merintis.
Sebagai platform microblogging berbasis multimedia yang mempunyai tampilan antarmuka seperti aplikasi Tumblr, pengguna Spill langsung dapat menemukan halaman Feeds. Unggahan yang muncul mengadopsi sistem algoritma.
Spill memungkinkan pengguna untuk menelusuri menu dengan menggeser dari atas ke bawah, mencari unggahan atau hashtag yang sedang tren. Setiap hashtag mencakup nama “spill”, seperti “spillionaires” atau “zaddiesofspill”.
Aplikasi ini dirancang sebagai platform untuk berbagi dan membeberkan informasi terkait isu terkini. Bagian bawah menu memberi pengguna kesempatan untuk memposting konten dalam berbagai format: teks, foto, video, GIF, polling, dan tautan.
Berdasarkan fitur dan fungsi yang diperlihatkan, Spill tampaknya memiliki banyak kemiripan dengan Twitter, salah satu platform media sosial yang sudah lama populer. Fitur-fitur yang ada di Spill, seperti penggunaan tagar dan variasi format konten, sejalan dengan apa yang ditawarkan oleh Twitter.
Menurut beberapa analis, Spill berpotensi menjadi pesaing baru bagi Twitter. Alasannya, Spill dan Twitter sama-sama memiliki misi untuk menciptakan dan mengembangkan komunitas yang beragam, menjadikan mereka berdua sebagai platform yang berfokus pada interaksi dan pertukaran ide antar pengguna. Meskipun Twitter telah ada lebih lama, kehadiran Spill menandakan bahwa masih ada ruang untuk inovasi dan variasi dalam dunia media sosial.
Terrell menjelaskan bahwa Spill didorong oleh keinginan untuk menciptakan platform bagi semua pengguna, terutama bagi mereka yang terpinggirkan dan kesulitan menyuarakan pendapat mereka. Spill memiliki fokus khusus pada pembuat konten berkulit hitam dan komunitas queer, terminologi untuk kelompok LGBTQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, dan questioning), untuk bergabung dalam platform.
Menurut Kenya Parham, Global Vice President of Community and Partnerships yang bergabung dengan perusahaan pada Maret lalu, di platform lain, kelompok-kelompok ini – termasuk individu berkulit hitam dan cokelat, kelompok terpinggirkan, dan komunitas queer – seringkali harus berjuang keras untuk menciptakan ruang mereka sendiri di masyarakat.
Spill berambisi untuk memberikan platform bagi kelompok-kelompok ini sebagai garis depan, yang menurut Kenya, akan menciptakan ekosistem yang sehat. Spill dipandang sebagai platform yang lebih baik dibanding Bluesky, aplikasi yang dibuat oleh pendiri Twitter, Jack Dorsey. Meski Bluesky juga berfokus pada pengguna kulit hitam, aplikasi ini pernah mengalami kegagalan dalam memoderasi komentar yang mengancam pengguna wanita kulit hitam.
Terrell berencana memperkenalkan sistem skor reputasi untuk menghargai perilaku baik pengguna dan menghindari masalah yang pernah muncul pada platform sejenis. Pengguna dengan skor reputasi tinggi berpotensi mendapatkan akses ke fitur baru atau manfaat lainnya. Tujuannya adalah untuk menghargai pengguna yang konsisten, aktif, berkontribusi dalam komunitas, dan mempertahankan perilaku yang positif dan bukan bersifat toksik, tanpa memandang jumlah pengikut mereka.
Namun, skor reputasi ini akan tetap privat, hanya tersimpan dan dapat dilihat oleh pihak internal perusahaan. Pengguna hanya dapat melihat skor mereka sendiri dan tidak dapat melihat skor pengguna lain atau sebaliknya.
Spill adalah platform yang dibuat untuk semua pengguna, dengan fokus untuk memberikan perlindungan dan fitur yang sesuai kepada penggunanya, kata Terrell. Meski masih dalam tahap beta, visi Spill tampaknya akan berkembang di masa depan.
Menariknya, Spill dikabarkan memiliki Large Language Model (LLM) sendiri untuk memoderasi konten, termasuk memahami dialek dan komunikasi dari komunitas kulit hitam. Selain itu, aplikasi ini juga berencana untuk memperkenalkan fitur berbasis blockchain untuk memberikan penghargaan kepada kreator yang kontennya menjadi viral. Untuk saat ini, Spill baru tersedia untuk pengguna iOS.
Spill mungkin hanya satu dari sekian banyak produk hasil perkembangan teknologi yang akan terus berlanjut. Seiring dari inovasi yang ada, GlobalXtreme pun melakukan hal serupa.
GlobalXtreme selaku penyedia jasa layanan Internet Fiber Optic no. 1 di Bali berkomitmen terus berdampak bagi kemajuan teknologi untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7. GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736 811.