Telah selesainya Piala Dunia Qatar 2022 dengan kemenangan Argentina jelas membawa euforia tersendiri bagi seluruh penggemar sepak bola di dunia. Ajang kejuaraan yang berlangsung empat tahun sekali tersebut juga memberi dampak pada terus meningkatnya minat publik terhadap video game olahraga bola seperti FIFA.
Namun, entah apa yang harus dirasakan para fans sepak bola ketika “dua raksasa” FIFA dan EA yang sudah 30 tahun bersama harus berpisah mencari jalan mereka masing-masing. Apakah ada penyesalan FIFA dibalik keputusannya untuk membuat video game sendiri tanpa dukungan dari EA?
Dilansir dari fastcompany.com, FIFA dan penerbit video game EA Sports telah bubar jalan pada bulan Mei lalu di mana hal tersebut menandai akhir dari kolaborasi mereka. Kini, EA Sports tidak lagi dapat menyematkan nama FIFA dalam video game sepak bola mereka dan menggantinya dengan EA Sports FC.
Walau terlihat tidak menguntungkan bagi EA Sports, namun justru FIFA-lah yang diduga terdampak kerugian dari perpisahan tersebut. Selama tiga dekade terakhir, EA Sports dan FIFA memiliki hubungan yang harmonis dan berhasil membuat video game rilisan mereka tersebut menjadi paling populer di dunia dengan jumlah pengguna mencapai sekitar 150 juta.
Hubungan tersebut memburuk pada tahun 2021 di mana FIFA melihat dan menyadari keuntungan yang berhasil diraup oleh EA melalui video game yang menggunakan namanya. Menurut info yang Globalxtreme dapatkan, FIFA dilaporkan meminta satu miliar dolar untuk bisa melanjutkan kesepakatan tersebut dan hal itu ditolak oleh EA setelah melakukan proses negosiasi.
Setelah kebanjiran pendapatan melalui film dokumenter “FIFA Uncovered” di Netflix, FIFA mengatakan mengungkapkan bahwa video game hanyalah “bisnis sampingan” mereka. Sedangkan untuk bisnis utamanya terletak pada sponsor setiap laga pertandingan yang mereka adakan seperti Piala Dunia.
Maraknya isu dugaan suap dan korupsi yang tengah di hadapi organisasi sepak bola dunia tersebut terkait penjualan hak penyelenggaraan Piala Dunia kepada Qatar kemarin, membuat FIFA dianggap sebagai barang rusak. Pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia Dunia 2022 menimbulkan kontroversi di mana negara tersebut dituding melakukan kesewenangan terkait kesejahteraan buruh, khususnya yang terlibat dalam pembangunan stadion dan infrastruktur lainnya untuk mempersiapkan ajang tersebut. Akibatnya, hubungan antara FIFA dan pihak sponsor yang merupakan sumber keuangannya menjadi “tegang” dari sebelumnya.
Keriuhan yang terjadi membuat beberapa pihak mengambil kesempatan dengan memberi penawaran kepada FIFA membuat seri video game baru untuk membentuk citra positif. Berbanding terbalik dengan apa yang terjadi pada FIFA, EA Sports justru terlihat baik-baik saja karena ekosistem untuk menciptakan inovasi baru terhadap produk video game mereka masih lengkap. Hal ini justru membuat EA Sports bisa lebih leluasa untuk melakukan pengembangan melalui beragam kesepakatan dengan bermacam liga seperti, Liga Champions dan Liga Utama Inggris sehingga bisa melampaui nama FIFA daripada mempertahankannya.
Terbebas dari polemik dengan FIFA, EA dapat mengeksplorasi peluang baru di bidang penyiaran dan juga bisa memperkenalkan mitra baru kepada penggemar sepak bola. Seperti yang diungkapkan VP EA Sports FC, David Jackson bahwa pilihan tersebut membawa kebebasan kepada mereka untuk dapat beroperasi dengan beragam cara.
Seolah tak mau kalah, FIFA sendiri yang diwakilkan oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino membual bahwa game tersebut akan menjadi yang terbaik untuk para gamer dan penggemar sepak bola dimana tidak sejalan dengan kenyataannya dimana mereka malah meminjamkan nama brand ke game berbasis blockchain yang dinilai memalukan. Banyak pihak menyesali apa yang dilakukan FIFA terhadap game nya tersebut dimana seharusnya dia tidak melebih-lebihkan akan superioritas mereka.
Lalu bagaimana pendapat Anda?
Anda bisa lancar bermain FIFA rilisan EA Sports sebelumnya, game FIFA itu sendiri, atau produk baru dari EA Sports dengan koneksi Internet yang berkualitas, seperti GlobalXtreme. Melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7 serta didapuk sebagai ISP dengan layanan 5 GHz nomor satu di Bali, GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 rupiah dengan kecepatan 75 Mbps sampai 1 Gbps (Dedicated Link) dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736-811.