Mengenal Eben Bolter, Sinematografer “The Last of Us”

Mengenal Eben Bolter, Sinematografer "The Last of Us". source. BAFTA

Series “The Last of Us” besutan HBO Amerika Serikat sudah jadi perbincangan di kalangan pecinta film dan gamenya saat ini, termasuk sinematografernya sendiri, Eben Bolter yang terlibat sejak episode “Long Long Time“.

Butuh satu dekade untuk bisa migrasi “The Last of Us” dari video game sampai dibawa ke film dan membuahkan hasil besar bulan lalu dengan jumlah penonton terbesar dalam sejarah HBO. Serial yang berasal dari penulis-produser pemenang Emmy Awards lewat film Chernobyl, Craig Mazin dan Neil Druckmann berhasil meraup jumlah penonton sampai 5,7 juta di episode kedua.

Sebagai penggemar lama dari video game tersebut, sinematografer, Eben Bolter sampai mengajak keluarganya pindah ke Alberta, Kanada selama setahun untuk terlibat dan menjadi bagian dari tim “The Last of Us” sebagai sinematografer atau director of photography (DOP). Dilansir dari motionpicture dalam wawancaranya, Eben Bolter berpendapat bahwa “The Last of Us” bukan sekedar film zombie klise karena ditampilkan secara alami dan organik sebagi sesuatu yang bisa ia rasakan.

Bicara dari rumahnya di Inggris, Elben berujar bahwa ketidaksempurnaan dalam teknik pencahayaan dalam “The Last of Us” sejak dirilis sebelum ia terlibat adalah kesempurnaan dari film itu sendiri. Elben menceritakan juga bagaimana ia mendapatkan kesempatan untuk menyutradarai film ini.

“Saya benar-benar mengejar kesempatan ini (terlibat dalam “The Last of Us“) karena saya menyukai video game “The Last of Us” sejak dirilis. Saya ingat pernah berpikir, jika ini (game “The Last of Us“) pernah diadaptasi, saya akan sangat tertarik untuk merekamnya”, ujar Elben dalam wawacaranya dengan The Credits

Ketika ditanya perihal episode pertama Elben terlibat sebagai sinematografer dari “The Last of Us” yang berjudul “Long Long Time” (episode 3 season 1) terkait bagaimana cara pendekatan dalam situasi yang relatif domestik, ia mengatakan bahwa begitu banyak detail sehingga perlu adanya orientasi yang dibantu Peter Hoar selalu sutradara. Mereka berdua (Elben dan Peter) melakukan orientasi terhadap cerita dengan kisah 20 tahun hanya dalam 45 menit saja untuk memutuskan teknikal pengambilan gambar.

Eben Bolter di set “The Last Of Us” di episode 4, “Long Long Time,” dengan Nick Offerman dan Murray Bartlett. source. HBO

Saat ditanya soal pencahayaan metode pencahayaan yang ia gunakan dalam proses syuting “The Last of Us”, Elben menurutkan kalau lebih suka menggunakan matahari sebagai sumbernya dan pantulan dari set yang ada di film bukan dari set lampu. Elben berujar suka dengan tantangan dalam memanfaatkan cahaya yang alami, seperti dari matahari, bulan, dan api dalam proses syutingnya.

Selain itu, dalam proses pengambilan gambar Elben menggunakan kamera genggam agar terlihat gaya dokumenter sehingga kesan dramatis dan menegangkan bisa ditampilkan dalam “The Last of Us” yang awalnya dimulai dari episode 1 oleh sinematografer sebelumnya, Ksenia. Selama proses syuting berlangsun Elben menggunakan kamera yang sudah digunakan Ksenia yaitu Alexa mini dengan lensa Cooke S4.

Dalam wawancaranya, Elben mengingat kembali ketika 2013 memainkan game “The Last of Us” dimana hal itu merupakan rekomendasi dari orang-orang yang ada disekitarnya. Ia menegaskan bahwa video game dan film ini bukan hanya tentang zombie saja.

Apakah Anda setuju dengan pandangan Elben tentang film “The Last of Us” atau mungkin belum dan sedang menontonnya? Jangan lupa pastikan koneksi Internet Anda berkualitas supaya pengalaman menonton lancar seperti menggunakan GlobalXtreme. Sebagai penyedia jasa layanan Internet Fiber Optik no. 1 di Bali, GlobalXtreme berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada pelanggan melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7. GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 rupiah dengan kecepatan 75 Mbps dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736-811.