Dunia tengah dihebohkan dengan kehadiran ChatGPT yang ditengarai mampu membalap kepopuleran search engine milik Google dengan menerapkan teknologi Artificial Intelligence/kecerdasan buatan (AI). ChatGPT merupakan model bahasa besar (Large Language Model, LLM) yang mana kemampuannya dalam menghasilkan teks semakin koheren dan dikhawatirkan akan memunculkan potensi penyalahgunaan.
Beberapa pihak seperti tim peneliti dari Stanford University mulai mengembangkan aplikasi untuk meningkatkan fungsi pengawasan terhadap potensi penyalahgunaan tersebut yang diberi nama DetectGPT. Aplikasi ini digunakan sebagai alat untuk membedakan antara teks yang dibuat mansia dan LLM dengan akurasi 95 persen di 5 jenis LLM, seperti salah satunya ChatGPT yang tengah populer.
Dilansir dari businessinsider dasar kerja DetectGPT memanfaatkan fakta bahwa LLM memiliki kecenderungan “tidak suka” terhadap hasil pengolahan data yang mereka keluarkan dengan sedikit diulang. Sedangkan LLM mengevaluasi versi yang sudah dimodifikasi oleh manusia dengan sedikit lebih bervariasi.
Bedasarkan pendekatan itu, DetectGPT memiliki kemampuan untuk menentukan apakah teks yang dihasilkan merupakan hasil dari AI atau manusia. DetectGPT masih dalam tahap awal pengembangan, para peneliti berharap bahwa aplikasi ini bisa bermanfaat bagi para tenaga pendidik, jurnalis, dan siapapun yang ingin memverifikasi sumber informasi yang dikonsumsi.
Perkembangannya yang sangat pesat membuat LLM membuka celah kekhawatiran baru akan adanya potensi penyalahgunaan seperti untuk menyontek saat ujian, anomali konten di media sosial, dan bahkan sampai bisa mengancam profesi penulis. Para peneliti tersebut menyerukan perlunya peningkatan pengawasan dan pengembangan infrastruktur serta alat untuk menjadi “pagar batas” dari pengembangan model ini.
Salah satu peneliti dari Stanford University yang merupakan mahasiswa pascasarjana ilmu komputer tahun keempat, Eric Anthony Mitchell dalam penelitian PhD-nya berfokus pada pengembangan infrastruktur untuk menciptakan fungsi pengawasan terhadap aplikasi LLM. Penyebarannya yang cepat membuat masyarakat perlu alat untuk mengetahui kapan mereka membaca teks yang dihasilkan oleh model.
DetectGPT dicipatkan untuk mengidentifikasi kapan teks yang dihasilkan oleh LLM dan bukan oleh manusia. Alat ini memang belum sempurna dan ada beberapa cara bagi individu untuk menghindari deteksi dan terlepas dari keterbatasannya, DetectGPT meruapakan langkah signifikan untuk memverifikasi sumber informasi yang dikonsumsi.
Opera tengah mengintegrasikan kemampuan AI generatif ke dalam web browser mereka dengan mengaplikasikan ChatGPT untuk membuat ringkasan artikel dan halaman web melalui fitur “Shorten”. Wakil Presiden Pemasaran dan Komunikasi di Opera, Jan Standel mengatakan kepada The verge bahwa Shorten akan segera diluncurkan pengguna.
Pengembangan teknologi tak hanya dilakukan oleh DetectGPT, ChatGPT, atau LLM lainnya, tetapi juga GlobalXtreme sebagai penyedia jasa layanan Internet Fiber Optic no. 1 di Bali. Kami berkomitmen terus berdampak bagi kemajuan teknologi untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7. GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 rupiah dengan kecepatan 75 Mbps sampai 1 Gbps (Dedicated Link) dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736-811.